Monday 12 May 2008

Charlie Chaplin




Sir Charles Spencer Chaplin, Jr. KBE (16 April 1889 – 25 Desember 1977), atau Charlie Chaplin, adalah aktor komedi Inggris yang merupakan salah satu pemeran film terkenal dalam sejarah Hollywood di era film hitam putih, sekaligus sutradara film yang sukses. Aktingnya di layar perak menjadikan Charlie Chaplin sebagai salah satu artis pantomim dan badut terbaik yang sering dijadikan panutan bagi seniman di bidang yang sama.

Tuesday 6 May 2008

Bahasa Penyiaran Radio

Sebenarnya apabila kita bahas bahasa penyiaran radio itu banyak macamnya ya. saat sekarang ini banyak stasiun radio menggunakan kata-kata serapan, dan terkadang setiap radio mempunyai sebuah kata-kata aneh dan menjadikan image radio tersebut.
bahasa penyiaran radio biasanya tertuju pada komunitas yang akan di capai radio tersebut, apabila radio tersebut kebanyakan anak remaja pendengarnya otomatis bahasa penyiaran sangat nyantai, tidak berat seperti stasiun radio yang komunitasnya orang tua. hal ini diberlakukan agar komunitas radio tersebut merasa asik untuk mendengarkanya.
Bahasa penyiaran radio menurut saya diharuskan menggunakan bahasa yang mudah dicerna oleh pendengar, karena radio adalah media yang mengutamakan pendengaran tidak mempunyai unsur visualnya. Sekarang ini banyak penyiar radio yang tidak bisa menempatkan dirinya, seperti pada acara yang dia bawakan, pernah saya mendengar salah satu stasiun radio pada saat membawakan acara berduka cita, tapi penyiarnya malah sambil ketawa. dari sini kita bisa melihat kualitas seorang penyir radio.

Radio Komunitas

Radio komunitas adalah stasiun siaran radio yang dimiliki, dikelola, diperuntukkan, diinisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas. Pelaksana penyiaran (seperti radio) komunitas disebut sebagai lembaga penyiaran komunitas.

Radio komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau radio alternatif. Intinya, radio komunitas adalah "dari, oleh, untuk dan tentang komunitas".

Perkembangan di Indonesia

Radio komunitas di Indonesia mulai berkembang pada tahun 2000. Radio komunitas merupakan buah dari reformasi politik tahun 1998 yang ditandai dengan dibubarkannya Departemen Penerangan sebagai otoritas tunggal pengendali media di tangan pemerintah. Keberadaan radio komunitas di Indonesia semakin kuat setelah disahkannya Undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.

Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 300 radio komunitas. Radio-radio komunitas tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang sebagian di antaranya telah mengorganisasikan diri dalam oraganisasi Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Jaringan Independen Radio Komunitas (JIRAK CELEBES), dan lain-lain.

Jaringan Radio Komunitas Indonesia

Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) dideklarasikan pada tahun 2002. Di dalam organisasi JRKI terdapat jaringan radio komunitas daerah yaitu JRK Sumatra Barat, JRK Lampung, JRK Jabotabek & Banten, JRK Jawa Barat, JRK Jawa Tengah, JRK Yogyakarta, JRK Jawa Timur, JRK Bali, JRK Lombok, JRK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, dan JRK Papua.

agenda utama JRKI adalah advokasi terhadap penyiaran komunitas di Indonesia menuju demokratisasi penyiaran

Radio komunitas sampai saat ini masih menghadapi kesulitan di regulasi. Setelah mendapat pengakuan dari UU Penyiaran tahun 2002, regulasi yang berada di bawahnya seperti Peraturan Pemerintahyang mengatur lebih detail soal perizinan atau frekuensi masih belum mendukung perkembangan radio komunitas.

Jaringan Radio Komunitas Banten

Jaringan Radio Komunitas Banten, memiliki anggota 22 Radio Komunitas yang tersebar di 7 wilyah daerah, yaitu Kab/kota. Tangerang, Kab/Kota. Serang, Cilegon, Lebak, dan Pandeglang, anggota JRK Banten yang sudah mendapatkan Rekomendasi Kelayakan Dari KPID Banten, adalah 1. Perkumpulan penyiaran Radio Komunitas Warga Walantaka Serang Banten (Jaseng FM 107,7 MHz. http://jasengfm.blogspot.com) 2. Perkumpulan penyiaran Radio Komunitas Anak Muda Balaraja Tangerang (R Bamba FM 107,7 MHz) 3. Perkumpulan penyiaran Radio Komunitas Civitas Akademika IAIN SMH Banten(RDS FM 107,7 MHz) 4. Perkumpulan penyiaran Radio Komunitas MAN 1 Serang(SQS FM 107,8 MHz) 5. Perkumpulan penyiaran Radio Komunitas SMP 2 Cilegon(GST FM 107,7 MHz) 6. Perkumpulan penyiaran Radio Komunitas Mahasiswa FT Tehnik Untirta Cilegon(Flash FM 107,9 MHz)

Jaringan Independen Radio Komunitas (JIRAK CELEBES)

JIRAK CELEBES berkongres pada tanggal 28 September 2005. JIRAK CELEBES beranggotakan 32 radio komunitas untuk wilayah sulawesi selatan dan sulawesi barat. Ke-32 radio komunitas tersebut mewakili empat tipe rakom, yaitu rakom berbasis komunitas seperti masyarakat adat, masyarakat desa, dan pemulung sampah. Tipe kedua, radio komunitas berbasis isu, misalnya ada isu pendidikan, lingkungan, pembangunan kota, seni budaya dan pemuda. Tipe ketiga, rakom berbasis hobi, berupa musik dan motor. Terakhir rakom berbasis kampus.

Dalam mempermudah koordinasi dan konsolidasi, ke-32 rakom itu akhirnya dibagi menjadi 7 wilayah, yaitu Wilayah Makassar, Wilayah Ajatappareng, Wilayah Luter (Luwu Toraja dan Enrekang), Wilayah Bosowa, Wilayah Tengah (Barru, Pangkep dan Maros), Wilayah Bulukumba, Sinjai, Selayar dan Bantaeng, dan Wilayah Sulawesi Barat.

Di tingkat lokal, Perkumpulan Jurnalis Advokasi Lingkungan (JURnal Celebes), dan tingkat nasional bersama Yayasan TIFA Jakarta dan COMBINE Resource Institution [1] (CRI) Yogyakarta cukup banyak mendukung dan mendorong pembentukan JIRAK CELEBES dan pengembangan kapasitas penyelenggara radio komunitas di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat tersebut.

Diwilayah Jawa Timur juga berdiri Jaringan Radio Komunitas Jawa Timur ( JRK Jatim) yang mempunyai sekitar 450 anggota radio komunitas termasuk Radio komunitas Madu fm Campurdarat Tulungagung, Madu Fm Tanggunggunung ,Madu Fm Trenggalek, dan Madu FM pantai Prigi Trenggalek.

Peran dan fungsi

Radio komunitas sebagai salah satu bagian dari sistem penyiaran Indonesia secara praktek ikut berpartisipasi dalam penyampaian informasi yang dibutuhkan komunitasnya, baik menyangkut aspirasi warga masyarakat maupun program-program yang dilakukan pemerintah untuk bersama-sama menggali masalah dan mengembangkan potensi yang ada di lingkungannya. Keberadaaan radio komunitas juga salah satunya adalah untuk terciptanya tata pemerintahan yang baik dengan memandang asas-asas sebagai berikut:

Hak asasi manusia

Bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat dan memperoleh informasi melalui penyiaran sebagai perwujudan hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dilaksanakan secara bertanggungjawab, selaras dan seimbang antara kebebasan dan kesetaraan menggunakan hak antarelemen di Indonesia.

Keadilan

Bahwa untuk menjaga integrasi nasional, kemajemukan masyarakat dan terlaksananya otonomi daerah maka perlu dibentuk sistem penyiaran nasional yang menjamin terciptanya tatanan system penyiaran yang adil, merata dan seimbang guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pengelolaan, pengalokasian dan penggunaan spektrum frekuensi radio harus tetap berlandaskan pada asas keadilan bagi semua lembaga penyiaran dan pemanfaatannya dipergunakan untuk kemakmuran masyarakat seluas-luasnya, sehingga terwujud diversity of ownership dan diversity of content dalam dunia penyiaran.

Informasi

Bahwa lembaga penyiaran (radio) merupakan media informasi dan komunikasi yang mempunyai peran penting dalam penyebaran informasi yang seimbang dan setimpal di masyarakat, memiliki kebebasan dan tanggungjawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, kontrol serta perekat sosial.

Monday 5 May 2008

Reporter

Reporter

Melakukan peliputan berita (news gathering) dilapangan dan melaporkannya kepada publik, baik dalam bentuk tulis untuk media cetak, ataupun secara lisan bila disampaikan melalui media elektronik seperti radio atau televisi. Hasil kerja dari seorang reporter baik yang berupa naskah tulisan ataupun lisan, pada umumnya harus melalui penyuntingan terlebih dahulu sebelum bisa disiarkan kepada publik.

Reporter adalah salah satu jenis jabatan kewartawanan yang bertugas melakukan peliputan berita (news gathering) di lapangan dan melaporkannya ke pada publik, baik dalam bentuk tulisan untuk media cetak atau dalam situs berita di internet, atau pun secara lisan, bila laporannya disampaikan melalui media elektronik radio atau televisi. Hasil kerja reporter, baik merupakan naskah tulisan ataupun lisan, umumnya harus melalui penyuntingan redaktur atau produser berita sebelum bisa disiarkan kepada publik

Istilah reporter sering disalahartikan dengan wartawan dan jurnalis. Wartawan adalah sejenis jurnalis yang mengadakan riset dan menampilkan informasi dalam jenis media massa tertentu.

Reporter biasanya memiliki gelar kolese. Ketika menyewa reporter, editor biasanya mempertimbangkan pekerjaaan sebelumnya, meskipun pekerjaan tersebut hanya ditulis untuk sebuah koran pelajar atau sebagai bagian dari internship.

Satu konsepsi umum yang salah adalah wartawan koran menulis berita tajuk utama untuk artikel mereka, namun biasanya yang menulis adalah copy editor.

Meskipun pekerjaan mereka dapat membuat mereka sebagai celebrities kecil, namun kebanyakan reporter hanya mendapatkan gaji yang rendah. Di Amerika Serikat lulusan kolese yang baru lulus umumnya mendapat US$ 20.000 per tahun atau kurang.

Reporter menyebarluaskan informasi yang jelas kepada masyarakat mengenai kejadian atau peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dibelahan dunia manapun. Reporter membuat penguasaan materi sendiri tentang berita yang akan ia ”kupas”, mengumpulkan sendiri informasi sebanyak-banyaknya, dan kemudian menyerahkannya pada bagian desk yang akan menyunting isi dari berita tersebut sehingga layak untuk dikonsumsi oleh publik. Intention Memberikan informasi kepada masyarakat tentang suatu masalah atau peristiwa tertentu yang dapat dipublikasikan (dimuat) dimedia massa. Informasi yang dimaksud disini bisa berupa berita, padangan atau opini, serta fakta. Dari informasi yang ditulis ini, masyarakat luas dapat lebih memahami dengan jelas mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi. Para reporterlah yang akan menyampaikan suatu informasi kepada masyarakat, oleh karena itu berita yang diberikan harus sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya dilapangan.

Para reporter sering kali bekerja dibawah tekanan. Ini disebabkan mereka hanya mempunyai waktu sedikit untuk bisa mendapatkan berita, memahami inti masalah, meneyerahkan berita sampai dengan menampilkannya dimedia massa. Reporter tergolong pekerjaan yang rentan dengan depresi. Kesibukan yang padat ditambah dengan deadline yang ketat membuat reporter dekat dengan kondisi depresi. Mereka harus segera waspada kalau-kalau ada berita yang harus diliput. Selain itu profesi reporter memiliki sifat individualisme yang kuat, sehingga merka sering sulit bekerjasama dengan rekan-rekannya sebagai bagian dari tim. Reporter sering dipandang sebagai seorang karyawan yang bisa ”berjalan sendiri” dan hanya membutuhkan pengawasan minimal. Terkadang tidak jarang juga, reporter melanggar kode etik jurnalistik hanya semata-mata untuk kepentingan perusahaan atau kebutuhan material.

profesi reporter adalah the creator. Reporter merupakan pekerjaan yang penuh dengan imajinasi, aspirasi, dan inovatif. Biasanya individu dengan jenis archetype creator mempunyai saat dimana ide akan mengalir begitu saja, dan kreatifitas menjadi suatu hal yang tidak sulit, serta melakukan sesuatu sebagai bentuk dari ekspresi diri. Reporter harus bisa melihat suatu berita dari prespektif mana pun, sehingga selama proses itu ia mampu untuk menghasilkan sesuatu dengan kemampuan jurnalis yang dimilikinya. Profesi seorang reporter harus bisa kritis dalam melihat sesuatu, dan dapat dengan mudah menemukan masalah atau kekurangan untuk bisa dijadiakan berita yang berkualitas. Reporter akan menyukai dan menikmati cerita-cerita dimana ia dapat menceritakan kehidupan atau penemuaan akan sesuatu yang dikagumi. Profesi reporter adalah suatu pekerjaan dimana individunya harus berjiwa inovatif, memiliki kreatifitas tinggi, dan mampu menciptakan sesuatu untuk dirinya sendiri maupun orang lain.

Reporter surat kabar harus siap ditempatkan dimana saja, karena mereka adalah pemburu berita. Berita yang didapat oleh reporter harus sangat lengkap, sehingga para editor bisa menceritakan berita dengan sangat baik.

Wartawan harus berani mendapatkan berita di daerah konflik sekalipun, karena itu sudah tugas dia untuk mendapatkan berita, apalagi berita tentang konflik sangat perlu diketahui oleh masyarakat. Mereka juga harus bisa menjaga diri di daerah konflik tersebut, karena tidak semua orang bisa menerima adanya waratawan, sebagian orang mengaggap wartawan sebagai ancaman, karena bisa membuat orang tersebut terancam. Karena berita tentang orang tersebut akan menyebar luas.

Wartawan yang mencari berita di lapangan, reporter, adalah ujung tombak media. Di tangan reporterlah, sesungguhnya, bagus-tidaknya sebuah berita ditentukan; bukan oleh redaktur.

Inilah poin-poin penting yang menurutku seharusnya dipahami seorang reporter dalam menjalankan tugasnya.

1) Jangan pernah berbohong.

Ini yang paling utama. Nasib koran sesungguhnya berada di ujung pena reporter; baru kemudian redaktur. Ibaratnya: reporter adalah pemain bola yang bisa mencetak gol ke gawang lawan atau juga bikin gol bunuh diri, sementara redaktur adalah wasit.

Pengadilan menunggu kita setiap saat. Jangan karena diberi amplop atau berteman dekat dengan narasumber, anda menggelembungkan fakta 100 orang demo menjadi ribuan orang. Atau menulis “warga diduga dipersulit staf Camat bikin KTP” padahal sebenarnya anda tahu yang terjadi adalah “Camat minta Rp 100 ribu agar mau neken KTP”. Redaktur tidak akan tahu kebohongan seperti ini. Juga jangan pelesetkan ucapan narasumber.

Meskipun pers juga adalah lembaga bisnis — selain lembaga demokrasi — tidak berarti wartawannya legal melakukan trade-out [memberitakan iklan], apalagi sampai memutar-balikkan fakta. Pagar api [tanda yang memisahkan/ membedakan berita dan iklan] harus menjadi kesepakatan ruang redaksi dan perusahaan media.

Jujur dan mendengarkan hati nurani adalah jauh lebih utama daripada sekadar menguasai teknik jurnalistik. Fakta adalah suci. Jika anda terbiasa memerkosa fakta, segeralah beralih profesi.

Apabila warawan berbohong dalam menyampaikan beritanya, maka unsur fakta di dalam berita tersebut akan berkurang, dan kita sudah sangat membodohi para pembaca. Wartawan yang bohong dengan beritanya saya rasa dia telah diberi bayaran oleh narasumber, dan itu namanya bukan wartwan, melainkan penjahat.

2) Tentukan angle berita sejak masih meliput di lapangan.

Banyak wartawan berpikir bahwa sudut pandang berita baru perlu saat hendak menulis. Ini keliru.

3) Dalam wawancara jangan menjebak narasumber dengan “meminjam mulut”.

Biasakan memakai pertanyaan terbuka, sehingga jawaban bisa lebih beragam dan luas. Pertanyaan tertutup — yang hanya butuh jawaban ya atau tidak — baru efektif dipakai dalam liputan investigasi [saat data akurat sudah di tangan dan kita hanya ingin "menangkap tersangka".

4) Patuhi etika. Hargai off the record.

Ada kalanya anda sedang bergunjing di kedai kopi dan sumber-sumber melontarkan pernyataan menarik. Suatu hari anda mengingat obrolan itu lalu mengutipnya ke dalam berita. kita bisa digugat. Seharusnya kita menghubungi kembali narasumber dan meminta izin bagian-bagian mana dari ucapannya yang akan anda kutip. Jika dia tidak bersedia, kita pun harus berhenti menulis.

5) Catatlah suasana saat melakukan reportase dan wawancara. Hal-hal sepele membuat tulisan lebih manusiawi.

6) Arsipkan semua klipping berita dan bahan mentah berita anda. Selalu jelaskan ulang latar belakang sebuah masalah jika anda menulis berita lanjutannya. Redaktur dan pembaca tidak akan ingat apa yang anda tulis sepekan lalu.

7) Jangan hanya mengandalkan bahan siaran pers. Jangan hanya mendengar jika bisa menyaksikan langsung.

Seorang reporter atau wartawan harus mempunyai karakteristik tersendidri, jangan seperti para wartawan kebanyakan yang suka meniru wartawan lain. Karakter disini sangat cenderung pada gaya penulisan.

Memotret juga sangat penting bagi para wartawan, karena dengan gambar yang dihasilkanya bisa membuat berita jadi semakin menarik dan dapat diketahui pembaca bagaimana situasi di dalam berita tersebut.

jangan menginterogasi. Tugas wartawan sebatas memberitahu publik apa yang terjadi. Maka jangan memosisikan diri sebagai interogator, jaksa, atau hakim ketika mewawancarai narasumber. Apabila wartawan mengintograsi sangat dalam, maka nara sumber akan enggan untuk memberikan berita kepada kita. Sebaiknya wartawan harus lebih ramah kepada nara sumber.

Wartawan sangat haram untuk meminta bayaran kepada narasumber, karena bisa mengurangi unsur fakta berita. Apabila menerima bayaran otomatis, wartawan akan membicarakan kebaikanya saja, tidak ada keburukan. Tapi apabila bayaran itu tidak mempengaruhi unsur objek dari berita sebaiknya diterima saja, rezeki juga kan.

Untuk sekarang ini wartawan tidak boleh buta warna, karena sekarang ini banyak berita yang mengangkat berita seperti busana atau mode dan seni. Apabila buta warna maka berita yang disampaikan bisa salah, yang seharusnya bwarna biru dibilang warna hijau, hal tersebut bisa menyebabkan kurangnya unsur fakta didalam berita tersebut. Itu juga sudah membuat suatu kebodohan bagi wartawan.

Wartawan juga mempunyai badan pelindung hukum bagi mereka, jadi apabila mereka terlibat dalam kasus pemukulan, maka badan hukum tersebut akan angkat berbicara untk melindungi wartawan atau reporter tersebut. Wartawan juga mempunyai kartu pers khusus sehingga tidak semua orang bisa mendapatkan berita seperti wartawan yang bisa dimana saja untuk mendapatkan berita.

Bahasa Berita Radio

Bahasa Berita Radio

Siaran radio hanya menyuguhkan aspek audio sehingga masyarakat hanya bisa mendengar tanpa bisa melihat wajah dan ekspresi penyiar radio. Bahasa menjadi elemen yang penting dalam berita. Bayangkan bahwa pembaca itu berasal dari beragam strata. Bahasa berita di dalam radio sangatlah penting karena di dalam radio tidak ada media untuk melihatkan kejadian aslinya. Penyiar harus pandai membawakan berita, agar para pembaca dapat mudah memahami berita dan dapat dengan mudah untuk masuk ke dalam berita yang disampaikan, hal ini penyiar harus berbicara menggunakan unsur interest.

Suara adalah media kita untuk menyampaikan informasi kepada pendengar. Untuk itu jangan gunakan kata-kata yang kabur maknanya. Hindari kata-kata yang bunyinya berulang agar pendengar tidak bingung.

Misalnya: “Bangunan itu dibangun oleh kontraktor swasta” menjadi “Gedung itu dibangun oleh kontraktor swasta”

Hindari juga menggunakan kata-kata yang bunyinya mirip namun maknanya berbeda. Penggunaan tanda baca juga sangat penting. Seringkali terjadi, pada saat menyampaikan sesuatu, penyiar terhenti sejenak karena bingung hanya gara-gara penggunaan tanda baca pada naskah yang tidak tepat. Meski hanya sebentar, kesalahan ini akan diketahui oleh pendengar. Misalnya: “Anjing mengejar orang gila” jika tidak ditulis dengan tanda baca yang benar, bisa menjadi: “Anjing mengejar orang gila//” atau “Anjing mengejar orang/ gila//”

Meskipun merupakan media audio, naskah dan berita radio tidak lepas dari tulis menulis. Hanya saja teknik dan bentuk tulisannya sangat berbeda dengan pembuatan naskah berita media cetak.

Karena radio mengandalkan telinga pendengar yang kemampuannya terbatas, maka tulisan yang disampaikan harus singkat namun jelas. Dalam teori penulisan berita radio, disebut KISS - Keep It Short and Simple. Agar tidak kaku dan enak didengar, untuk menulis naskah berita radio harus menggunakan bahasa tutur atau bahasa percakapan.

Bahasa di dalam berita tidak boleh menggunakan kata-kata seperti capek deh, atau mengucapkan lafal seperti yang sekarang sedang musim yaitu lafal seperti Cinta Laura. Hal ini bisa membuat pembaca jadi tidak serius dalam mendengarkan berita, berita di dalam radio membutuhkan konsentrasi pendengar karena tidak ada unsur visualnya. Format bahasa radio mengasumsi adanya desain “bahasa tekstual” yang khusus dari dunia penyiaran. Kekhususan teksnya terkait dengan kepentingan masyarakat akan informasi dan hiburan yang auditif. Dunia radio mengenali bahasa siaran sebagai bahasa percakakapan, Hilangkan kata bersayap, berkabut bahkan klise dan bukan bahasa teks yang dibaca, tapi audio yang di dengar telinga. Jika narasumber memberikan keterangan dengan kalimat-kalimat klise, seorang reporter yang baik akan menerjemahkan perkataan narasumber itu dengan kalimat-kalimat sederhana.

Agar jelas tampilan beritanya biasanya penulis berita radio Menghidari kata sifat. Menulis berita dengan kata sifat cenderung menggurui pembaca. Pakailah kata kerja. Menulis berita adalah menyusun fakta-fakta. Kata "memilukan", misalnya, tidak lagi menggugah pembaca dibanding menampilkan fakta-fakta dengan kata kerja dan contoh-contoh.

Penulisan naskah untuk disiarkan di radio secara teknis berbeda dengan cara penulisan di media massa cetak. Perbedaan utamanya, naskah berita radio harus menggunakan bahasa tutur atau bahasa percakapan (conversational langguage) dengan mengunakan kata-kata yang biasa diucapkan sehari-hari dalam obrolan lisan (spoken words).

Prinsip Penulisan

Secara umum, prinsip penulisan naskah berita radio antara lain ringkas, jelas, sederhana dan mudah dimengerti, serta untuk diucapkan –bukan untuk dibaca.

Untuk memenuhi prinsip tersebut, kata-kata yang digunakan harus kata sederhana dan umum digunakan, penekanan (stressing) pada kata-kata yang penting -seperti nama atau istilah khusus, pembulatan angka-angka (misalnya 350.011 orang menjadi 350 orang lebih), pengucapan kata harus jelas, dan penggunaan kalimat aktif (misal: ribuan mahasiswa memprotes pemerintah, bukan pemerintah diprotes ribuan mahasiswa).

Seringkali seorang penulis naskah (scriptwriter) atau editor berita (news editor) sebuah stasiun radio hanya melakukan penulisan ulang (rewriting) dalam menyiapkan naskah. Dengan begitu, ia hanya mengubah “bahasa media cetak (bahasa tulis)” menjadi “bahasa media audio (bahasa lisan)”. Misalnya, Rp 20.000 = 20-ribu rupiah, Himpunan Mahasiwa Islam (HMI) = Himpunan Mahasiswa Islam -HMI, US$200 = 200 dolar Amerika Serikat.

Presenter berita adalah orang yang membawakan atau mengantarkan acara berita di televisi atau radio. Istilah ini biasa dipakai di industri televisi/radio di Indonesia dan merupakan padanan “penyiar berita” yang juga banyak dipakai di radio. Di dalam radio membutuhkan sebuah keahlian khusus untuk menjadi pembaca berita radio, seperti mengolah bahasa yang agak lain. Bagaimana mengolah bahasa untuk siaran bagi pendengar radio. Bagaimana mengisahkan suatu kejadian dengan cara menarik dan tidak monoton, mengabarkan informsi, dan membawa pendengar ke dalam suatu peristiwa. Ada juga hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam penulisan berita radio diantaranya adalah:

- Tidak menggunakan kalimat majemuk

- Jangan menggunakan kata-kata negatif

- Jangan menggunakan kalimat pasif

- Jangan menggunakan kata-kata yang rumit diucapkan

- Tidak terlalu banyak menggunakan singkatan

- Tidak terlalu banyak menggunakan istilah asing

- Biasanya pangkat/titel/gelar tidak perlu digunakan, kecuali jika memang terkait erat dengan isi berita

- Ingat, satu berita satu cerita, satu kalimat satu ide

- Biasakan membuat lead atau kepala berita yang bisa menarik perhatian pendengar.

- Durasi berita jangan terlalu panjang

Ada tiga hal penting dalam penulisan berita yaitu accuracy, balance dan clarity.

Accuracy atau kecermatan adalah hal yang sangat mendasar dalam pembuatan berita radio. Kecermatan dan kehati-hatian dibutuhkan saat kita mencari fakta-fakta yang benar, baik fakta tentang suatu peristiwa, figur maupun nama-nama yang terlibat dalam sebuah berita.

Balance atau keseimbangan adalah unsur penting berikutnya yang harus diperhatikan dalam jurnalistik radio, jika kita tidak ingin kehilangan kredibilitas. Dalam berita atau liputan yang kita siarkan, setidaknya harus berisi pendapat semua pihak, atau disebut juga ‘cover both side’ terutama jika kasus yang kita angkat kontroversial.

Clarity bisa diartikan sebagai mudah dipahami atau jernih atau jelas. Lagi-lagi karena hanya mengandalkan audio, jurnalis radio dituntut untuk bisa menghadirkan berita yang jelas, tidak membuat bingung dan jangan sampai bisa menimbulkan multi tafsir bagi pendengar.

Beberapa broadcast style menyampaikan berita:

Khalayak hanya mendpatkan satu kesempatan untuk memahami berita, di sini menuntut pembaca untuk mengucapkan pelafalan dengan jelas, berita di dalam radio tidak dapat diulang. ZORA FM biasanya apabila melakukan kesalahan pengucapan mereka melaukanya saja apabila kesalahan itu tidak mengurangi unsur fakta di dalam berita, apabila hanya bobot beritanya saja yang berkurang mereka mengacuhkanya saja. Karena jarang sekali mereka menggunakan kata-kata “maksud kami” seperti di dalam televisi. Kejadian ini dapat di ciontohkan seperti “ seorang pemuda membunuh kakak kandungnya” terjadi kesalahan pengucapan menjadi “seorang pemuda dibunuh kakaknya sendiri” hal ini dapat mengakibatkan kesalahpahaman bagi para pembaca, dan dapat berakibat fatal. Apabila terjadi seperti ini para penyiar sngat menekankan pengucapan “maksud kami” agar para pembaca bisa yakin apabila itu salah. Tetapi kesalahan seperti jarang terjadi di dalam ZORA FM. Para penyiar sangat selektif dalam pengucapan kata-kata untuk berita yang disampaikanya. Yang bisa membuat bingung pendengar biasanya:

- Kalimat terlalu panjang

- Penggunaan istilah-istilah tekhnis tanpa penjelasan

- Terlalu banyak informasi yang disampaikan dalam satu kalimat

- Ide / gagasan yang sulit dipahami

Struktur pengisahanya berbeda. Penulisan naskah siaran berita radio tidak menggunakan neraca terbalik. Fakta-fakta tidak disusun dari bawah keatas, melainkan dari yang tidak penting dulu sampai ke pada bagian yang sangat penting, penyiar menggunakan penekanan-penekanan dalam mengucapkan berita yang penting tersebut. ZORA FM menerapkan hal tersebut didalam proses penyiaran beritanya.

Penulisan naskah menggunakan nada percakapan. Penulisan berita siaran tiak begitu seformal menulis media cetak menulis berita cetak. Yang ditulis ke dalam naskah ialah untuk menceritakan kepada seseorang yang belum tahu persis suatu peristiwa dibandingkan penyiar. Dalam hal ini penyiar tidak boleh melakukan kesalahan. Seperti yang diatas, berita di dalam radio membutuhkan konsentrasi yang tinggi buntuk pendengar, apabila melakukan kesalahan dapat mengacaukan perasaan pendengar yang sdah masuk atau merasakan suatu peristiwa.

Pada ZORA FM, penyiar menggunakan unsur-unsur yang terdapat diatas. Hal itu sangat ditekankan oleh pimpinan radio ZORA tersebut. Penyiar mengucapkan berita dengan caranya sendiri seperti “aduh, gangster mulai lagi” kalimat seperti ini sangat interest, sehingga pendengar pun tertarik untuk mendengarkanya. Tapi biasanya ZORA sangat jarang untuk memberitakan kasus kriminal, mereka lebih mengutamakan berita tentang pendidikan, seperti lingkungan hidup.

Berita pada ZORA FM biasanya menggunakan bahasa indonesia, walaupun terkadang menggunakan serapan dari bahasa sunda dan bahasa asing, tergantung dari acara berita tersebut. Apabila berita mengenai PERSIB mereka biasanya menggunakan bahasa sunda sebagai bahasa serapan. Radio ZORA sangat bagus dalam menarik pendengar untuk mendengarkan beritanya, dari bahasanya saja kita sudah keliatan betapa profesionalnya para penyiar yang ada di dalam radio ZORA.

Mereka jarang menggunakan bahasa yang rancu di dalam berita, mereka juga menseleksi kata-kata yang hendak diucapkan di dalam berita, sehingga di dalam pemberitaan jarang terjadi kesalahan-kesalahan dalam menyampaikan berita. Mereka juga jarang menggunakan majas-majas di dalam beritanya, karena bisa menimbulkan keraguan bagi para pendengar. Bahasa di dalam berita radionya tidak terlalu berat, yang dapat memudahkan pendengar mengerti berita tersebut.

Berita-berita yang diberikan biasanya berupa informasi atau tips-tips untuk memecahkan maslah. Informasinya seperti “kentut bisa menggambarkan suasana hati seseorang”. Berita ini menggunakan bahasa yang tidak begitu baku, yang biasanya berupa interaktif sama pendengar. Dengan adnya interaktif dalam penyampaian berita, maka berita itu akan bersifat menarik dan dapat merangsang para pendengar untuk menyimak penjelasan di dalam berita tersebut.

Disamping dengan danya hal tersebut ZORA tetap menjunjung bahasa indonesia yang baik dan beanar, karena di Jawa Barat tidak semuanya mengerti bahasa sunda, mereka lebih menggunakan sistem modernisasi dalam penyiaran, karena biasanya radio yang menyiarkan musik dangdut pendengarnya orang tua saja, ternyata dengan adnya modernisasi dalam bahasa mereka bisa membawa anak-anak muda untuk menjadi pendengar radio mereka.


Sunday 4 May 2008

Jesse McCartney - Departure

1. Leavin’
2. It’s Over
3. Rock You (Feat. Sean Garrett)
4. How Do You Sleep
5. Into Ya
6. Make Up
7. My Baby
8. Told You So
9. Relapse
10. Runnin'
11. Freaky
12. Not Your Enemy

Download

Read More..